Sabtu, 03 Februari 2018

media tradisional



MEDIA PEMBELAJARAN “pakaian adat indonesia” 







“nama-nama pakaian adat indonesia”


“nama-nama pakeanadat indonesia” adalah sebuah media pembelajaran tradisional yang terbuat dari kertas. dibuat guna mempermudah seorang pengajar dalam menyampaikan mata pelajaran  ips, lebih tepatnya mengenalkan nama namapakeanadat indonesia. 


Adapun alat dan bahan yang perlu disediakan dalam pembuatan
“nama-nama serangga dalam bahasa latin” antara lain:
1.      Kertas asturo
2.       Ketas HVS
3.      Doubeltip
4.        Gambar pakaian adat
5.        Gunting
6.      Penggaris
1.      Cara Pembuatan media pembelajaran:
1.   siapkan kertas sebagai alas ? background
2.   carilah gambar-gambar pakaian adat yang sesuai dan terkait dengan media yang    akan dibuat dan digunakan semestinya
3.   ketikan materi nama-nama pakean adat indonesia
4.   ketik judul di background dengan huruf besar
5.   siapkan kertas hvs kemudian gunting agar menyerupai persegi, lalu digunakan untuk tempat pakean adat dan dengan jarak 1 cm
6.   Judul yang sudah diketik dengan tulisan besar kemudian gunting dengan rapi lalu tempelkan ke background media yang sedang kita buat dan ditaruh paling atas
7.   kemudian tempelkan nama-nama pakean adat
8.   Setelah gambar sudah ditempel diatas kertas yang menyerupai persegi dan sudah tertulis nama pakaian adat tersebut

2.      Cara Menggunakan media pembelajaran
1.      Seorang pendidik harus mampu menjelaskan judul yang akan disampaikan dalam materi media pembelajaran yang akan dibahas
2.      Setelah siswa mengetahui judul materi, ajaklah siswa untuk mengingat pernah belajar materi tersebut atau belum lalu gunakan strategi yang baik agar anak mampu menebak-nebak apah materi yang akan disampaikan menarik atau tidaknya.
3.      Setelah siswa paham dengan materi tersebut, kemudian pendidik / guru mengajak siswa untuk bermain dengan media pembelajaran


Seperti dibawah ini cara menggunakan media pembelajaran:

1.
     Lihat nama pakaian adat yang terdapat pada media tradisional yang telah dibuat, pilih gambar  pakaian adat  mengikuti perintah guru, nama pakaian adat yang akan dipilih.
2.     kemudian tebak  nama sesuai dengan gambar hewan
3.     lalu tebak nama hewan
4.     jawaban ada dalam  kotak persegi kecil pada background (media tradisional yang dibuat).

3.       Kelebihan : media di atas (nama-nama pakaian adat)
Agar siswa lebih paham bagaimana pakaian adat yang ada di indonesia

4.      Kekurangan : media di atas ( nama-nama pakaian adat)
Siswa kurang menguasai materi jika siswa tidak memperhatikan gambar yang dijelaskan oleh guru.





uas media


Selasa, 30 Januari 2018
10.30-11.30 (2 SKS)
UAS MEDIA DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

NAMA         :  RISKI AMALIAH R
NIM         :  1623211026
NO UJIAN     :  026/T.PAI/16
MATA KULIAH     :  MEDIA & TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN         :  AHMAD MUKHLASIN, M.Pd.I

SOAL !

1.      kerjakan soal-soal dibawah ini !
1.1  jelaskan fungsi-fungsi laboratorium pendidikan bagi mahasiswa calon guru!
1.2  Jelaskan kelebihan dan kekurangan software sebagai media pembelajaran!
1.3  Jelaskan istilah web course, web centric course dan web enchanced course!

JAWAB !

1.1 FUNGSI LABORATORIUM
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
Ø  Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
Ø  Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
Ø  Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
Ø  Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
Ø  Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
v  Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
v  Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
v  Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

Peranan Laboratorium Sekolah
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian
Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
Ø  Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
Ø  Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya (Emha, 2002).

Pengelolaan Laboratorium
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah.

1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOFTWARE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberapa jenis Media Pembelajaran, yaitu :
1.      Media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa.
2.      Media proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
3.      Media tiga dimensi (3D).
4.      Media berbasis manusia.
5.      Media visual.
6.      Media audio-visual.
7.      Media komputer.
8.      Media cetak.
Kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran:
1.      Media Audio
Radio
Kelebihannya:
–        Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
–        Harga relatif murah.
–        Sifatnya mudah dipindahkan.
–        Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
–        Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
–        Dapat merangsang partisipasi aktif.
–        Dapat memusatkan perhatian siswa.
Kekurangannya:
–        Sifat komunikasinya satu arah.
–        Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
–        Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
–        Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
–        Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
–        Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
–        Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
–        Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
–        Daya jangkau terbatas.
–        Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
Laboratorium bahasa
Kelebihannya:
–        Untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran.
Kekurangannya:
–        Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak baiaya.
2.      Media Proyeksi
Film Bingkai
Kelebihannya:
–        Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan.
–        Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu.
–        Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
–        Film bingkai berada  di bawah kontrol Guru.
–        Penyimpanannya mudah.
–        Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang.
–        Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.
Kekurangannya:
–        Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang.
–        Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
–        Memerlukan ruang yang gelap.
Proyeksi Transparansi
Kelebihannya:
–        Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
–        Dapat menjangkau kelompok yang besar.
–        Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan di depan kelas.
–        Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru baik yang dibuat secara manual maupun yang lainnya.
–        Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
–        Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
Kekurangannya:
–        Fasilitas OHP harus tersedia.
–        Listrik pada ruang atau lokasi harus tersedia.
–        Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium.
–        Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.
Proyeksi Tak Tembus Pandang
Kelebihannya:
–        Bisa langsung memproyeksikan pesan yang ada di buku, koran, majalah, foto, bahkan cetak lainnya.
Kekurangannya:
–        Harus digunakan pada ruangan yang gelap.
3.      Media Tiga Dimensi (3D)
Kelebihannya:
–        Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
–        Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
–        Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
–        Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda itu dengan baik.
–        Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
–        Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui media.
–        Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain.
Kekurangannya:
–        Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
–        Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
–        Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
–        Terbentur alat untuk membuat media 3D.
4.      Media Berbasis Manusia
Kelebihannya:
–        Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
–        Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
–        Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
–        Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi.
Kekurangannya:
–        Membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
–        Tidak efektif penyampaiannya jika terlalu banyak audiens.
–        Penyampain materi tidak akan dipahami oleh siswa jika suara tidak terdengar.
5.      Media Visual
Kelebihannya:
–        Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
–        Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.
–        Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
–        Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
–        Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.
–        Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
–        Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
6.      Media Audio-Visual
Kelebihannya:
–        Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
–        Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
–        Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media, yaitu audio dan visual.
Kekurangannya:
–        Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
7.      Media Komputer
Kelebihannya:
–        Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
–        Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa.
–        Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
–        Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme.
–        Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
–        Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
–        Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
–        Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
–        Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.
8.      Media Cetak
Kelebihannya:
–        Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
–        Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
–        Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual.
–        Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Kekurangannya:
–        Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
–        Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar atau foto yang berwarna-warni.
–        Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
–        Jika tidak dirawat dengan baik media cetakan cepat rusak atau hilang.

1.3  PENGERTIAN WEB COURSE, WEB CENTRIC, WEB ENHANCED COURSE
1)   Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
2)   Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
3)   Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
diTema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 30 Januari 2018

KISAH CINTA SEJATI: MENUNGGUMU SAMPAI MATI {NYATA}

KISAH CINTA SEJATI: MENUNGGUMU SAMPAI MATI {NYATA}


Kisah Cinta yang cukup mengharukan dan menyentuh hati. Kisah cinta sejati ini dialami oleh teman penulis madjongke.com sendiri. Jujur madjongke sudah banyak mendengar, melihat dan juga mengetahui perjalanan itu baik dari cerita Dia sendiri, teman, keluarga, bahkan tetangganya. Selain itu penulis juga menjadi saksi perjalanan cinta mereka pada bagian akhirnya. Sebut saja Nisa Dan Aryo.

Pada awalnya Nisa bisa berkenalan dengan Aryo melalui sebuah kejadian yang tidak terduga. Motor yang dikendarai Nisa tanpa sengaja menabrak mobil milik Aryo dijalan. Karena saat itu Nisa tidak memiliki uang, Nisa memberikan KTP pada Aryo sebagai bentuk pertanggung jawaban kedepannya atas kejadian tersebut.

Sejak saat itu, Mereka saling kenal. Beberapa bulan kemudian mereka jadian. Aryo yang berasal dari keluarga kaya melihat Nisa memiliki potensi untuk jadi Orang sukses. Maka dengan apa yang dimiliki, Aryo menunjukkan jalan pada Nisa dengan membangunkan sebuah bangunan. Bangunan tersebut sengaja dibuat untuk Nisa dalam memulai sebuah usaha.

Mereka saling membantu dalam memajukan usaha tersebut. Dalam keadaan sesulit apapun mereka bisa melaluinya, saat itu. Sekedar tahu saja, Aryo yang saat itu memiliki banyak usaha, justru mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Bisa dikatakan bangkrut. Hutang mulai menumpuk dan akhirnya satu persatu usaha yang dimiliki harus pindah tangan dengan berbagai macam persetujuan.

Aryo mulai tidak bisa mengontrol diri, urusan asmara sudah tidak lagi terpikirkan oleh dirinya. Dengan itu Nisa sebagai wanita yang sudah jadi takdirnya lebih mengedepankan perasaan, merasa terabaikan. Nisa terus berjuang untuk mengatasi masalah ini, termasuk membantu meringankan beban Aryo dalam melunasi hutang-hutangnya.

Sekedar tahu, Aryo dan Nisa berbeda keyakinan sehingga untuk melangkah lebih maju sedikit mengalami kesulitan. Bertahun-tahun lamanya Nisa berjuang untuk cinta mereka, akan tetapi Aryo yang sudah merasa berat dengan cobaan yang ada, menjadi tidak kontrol dan salah dalam membalas ketulusan Nisa. Entah karena apa, Usaha yang ditekuni Nisa juga mengalami penurunan hingga akhirnya harus pindah tangan juga karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.

Dimata banyak Orang termasuk penulis madjongke sendiri, Nisa seperti hanya mencintai tanpa dicintai. Segala hal sudah diberikan dan dikorbankan untuk Orang yang dicintainya. Tapi dilain sisi, cara berpikir Aryo sudah sangat berbeda dengan Nisa, Bahkan Aryo sudah pernah bicara sendiri pada Penulis kalau dirinya siap mati kapanpun jika keadaan seperti ini terus terjadi. Usaha yang dimiliki harus terus berjalan akan tetapi merugikan. Jika sampai dihentikan Justru akan semakin menghancurkan kehidupan Aryo.

8 tahun pacaran, akhirnya mereka harus berpisah. Aryo sudah tidak bisa lagi melanjutkan karena dirinya merasa tidak mampu untuk berjuang lagi. Dia berpikir jika sampai menikah dan punya anak, anak istrinya pasti menderita. Dia tidak pernah berpikir untuk menikah jika keadaan ini tidak berubah. Sementara Nisa, cintanya hanya untuk Aryo. Hatinya sudah tertutup untuk laki-laki lain. Sudah mencoba tapi pada akhirnya cinta tidak bisa dipaksa pada laki-laki lain.

Hingga sekarang, Nisa masih menunggu kesadaran Aryo untuk berjuang bersama untuk keluar dari masalah yang ada. Entah untuk Aryo karena hingga kini penulis sudah tidak bertemu bahkan berkomunikasi lagi dengannya. Madjongke tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa semoga mereka mendapatkan kebahagiaan, memiliki anak dan bahagia hingga bisa melihat anak-anaknya tumbuh dewasa dan menjadi seperti yang Mereka harapkan.


Tokoh Pendidikan Klasik

1.  Tokoh Pendidikan Klasik


A. Imam Ghazali
a)   Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali. Ia dilahirkan di Thus, sebuah kota di Khurasan, Persia, pada tahun 450 H / 1058 M. Imam Ghazali sejak kecil dikenal sebagai pecinta ilmu pengetahuan dan penggandrung mencari kebenaran yang hakiki, sekalipun diterpa duka cita, dilanda aneka rupa duka nestapa dan sengsara.
Al-Ghazali pada masa kanak-kanak belajar Fiqh kepada Ahmad ibn Muhammad ar-Radzakani, kemudian beliau pergi ke Jurjan berguru kepada Imam Abu Nashr al-Ismaili. Setelah itu ia menetap lagi di Thus untuk mengulang-ulang pelajaran yang diperolehnya dari Jurjan.[1]

b)   Pemikiran Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Al-Ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dengan titik penekanannya pada Perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia.Sebagaimana yang dikutip Athiyyah Al-abrasyi bahwa Imam Ghazali berpendapat “sesungguhnya tujuan dari pendidikan ialah mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla”.
Al-Ghazali tidak membedakan antara ilmu dengan Ma’rifah seperti tradisi umum kaum sufi. Memang ia pernah menyebutkan bahwa secara etimologi, ada sedikit perbedaan antara keduanya, dan ia tidak keberatan atas pemakaian tema Ma’rifah untuk konsep (tasawuf), dan ‘ilmuntuk assent (tasqiq). Akan tetapi dalam berbagai kitabnya, ia sering memakai dua terma itu sebagaiu arti yang sama.
Dari hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghazali dapat diketahui dengan jelas, bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada dua. Yaitu, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah dan kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan didunia dan akhirat. Karena itu ia bercita-cita mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan tujuan akhir pendidikan itu. Tujuan ini tampak bernuansa religius dan moral, tanpa mengabaikan masalah duniawi.[2]
Konsep kurikulum yang dikemukakan Al-Ghazali terkait erat dengan konsepnya mengenai ilmu pengetahuan. Dalam pandangan Al-Gahazali ilmu terbagi kepada tiga bagian yaitu; Pertama, ilmu yang terkutuk baik sedikit manfaatnya, baik di dunia maupun diakhirat, seperti ilmu sihir, ilmu nujum maupun ilmu ramalan. Al-Ghazali menilai ilmu tersebut tercela karena ilmu-ilmu tersebut terkadang dapat menimbulkan mudharat baik bagi yang memilikinya maupun bagi orang lain. Kedua, ilmu yang terpuji baik sedikit maupun banyak, yaitu ilmu yang erat kaitannya dengan peribadatan dan macam-macamnya, seperti ilmu yang berkaitan dengan kebersihan diri dari cacat dan dosa serta ilmu yang dapat menjadi bekal bagi seseorang untuk mengetahui yang baik dan melaksanakannya. Ketiga, ilmu-ilmu yang terpuji dalam kadar tertentu atau sedikit, dan tercela jika dipelajarinya secara mendalam, karena dengan mempelajarinya secara mendalam itu dapat menyebabkan terjadinya kekecauan dan kesemrawutan antara keyakinan dan keraguan. Dalam menyusun kurikulum pelajaran, Al-Ghazali memberi perhatian khusus pada ilmu-ilmu agama dan etika sebagaimana yang dilakukannya terhadap ilmu-ilmu yang sangat menentukan bagi kehidupan masyarakat.[3] 

B. Ibn Sina
a)   Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Al-Husayn Ibn Abdullah. Di barat populer dengan sebutan Avicenna. Beliau lahir pada tahun 370 H / 980 M di Afshana, suatu daerah yang terletak di dekat Bukhara, di kawasan Asia tengah. Ayahnya bernama Abdullah dari Balkan, Suatu kota termasyhur dikalangan orang-orang Yunani. Diwafatkan di Hamdzan-sekarang Iran, persia. Pada tahun 428 H (1037 M) alam usia yang ke 58 tahun, dia wafat karena terserang penyakit usus besar.
Tampilnya Ibn Sina selain sebagai ilmuwan yang terkenal di dukung oleh tempat kelahirannya sebagai ibu kota kebudayaan, dan orang tuanya yang dikenal sebagi pejabat tinggi, juga karena kecerdasan yang luas biasa. Sejarah mencatat, bahwa Ibn Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhoro. Pengetahuan yang pertama kali ia pelajar adalah membaca Al-qur’an. Setelah itu ia melanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqh, Ushuluddin dan lain-lain. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, ia berhasil menghafal Al-qur’an dan menguasai berbagai cabang ilmu keislaman pada usia yang belum genap sepuluh tahun.[4]

b)   Pemikiran Pendidikan
Menurut Ibnu Sina, bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu juga harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seorang agar dapat hidup dimasyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan, dan potensi yang dimilikinya.[5]
Konsep kurikulum yang ditawarkan Ibn Sina memiliki tiga ciri. Pertama, konsep kurikulum Ibn Sina tidak hanya terbatas pada sekedar menyusun sejumlah mata pelajaran, melainkan juga disertai dengan penjelasan tentang tujuan dari mata pelajaran tersebut, dan kapan mata pelajaran itu harus diajarkan. Selain itu Ibn Sina juga sangat mempertimbangkan aspek psikologis, yakni minat dan bakat para siswa dalam menentukan keahlian yang akan dipilihnya. Dengan cara demikian seorang siswa akan merasa senang atau tidak terpaksa dalam mempelajari suatu ilmu atau keahlian tertentu. Kedua, bahwa strategi penyusunan kurikulum yang ditawarkan Ibn Sina juga didasarkan pada pemikiran yang bersifat pragmatis fungsional. Ketiga, strategi pembentukan kurikulum Ibn Sina tampak sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang terdapat dalam dirinya. Dengan melihat ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa konsep kurikulum Ibn Sina telah memenuhi persyaratan penyusunan kurikulum yang dikehendaki masyarakat modern saat ini.[6]

C. Ibn Miskawaih
a)   Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawaih. Ia lahir pada tahun 320 H / 932 M, di Rayy, dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 Shafar tahun 412 H / 16 Februari 1030 M. Ibn Miskawaih hidup pada masa pemerintahan Dinasti Buwaihi (320-450 H / 932-1062 M). Yang sebagian besar permukaannya bermazhab syi’ah. 
Dari segi latar belakang pendidikannya, tidak dijumapi data sejarah yang rinci. Namun dijumpai keterangan bahwa ia mempelajari sejarah dari Abu Bakr Ahmad Ibn Kamil al-Qadi mempelajari filsafat dari Ibn al-Akhmar, dan mempelajari kimia dari Abu Thayyib. Dalam bidang pekerjaan, tercatat bahwa pekerjaan utama Ibn Miskawaih adalah bendaharawan, sekretaris, pustakawan dan pendidi anak para pemuka dinasti Buwaihi.[7]

b)   Pemikiran Pendidikan
Ibn Miskawaih membangun konsep pendidikan yang bertumpu pada pendidikan akhlak. Disini terlihat dengan jelas bahwa karena dasar pemikiran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak. Maka konsep pendidikan yang dibangunnya pun adalah pendidikan akhlak. Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Miskawaih adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna.[8]
Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, Ibn Miskawaih menyebutkan beberapa hal yang perlu dipelajari, diajarkan atau dipraktekkan. Materi yang dimaksud oleh Ibn Miskawaih diabdikan pula sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Ibn Miskawaih menyebutkan 3 hal pokok yang dapat dipahami sebagai materi pendidikan akhlaknya. Tiga hal pokok tersebut adalah hal-hal yang wajib bagi kebutuhan manusia, hal-hal yang wajib bagi jiwa, dan hal-hal yang wajib bagi hubungannya dengan sesama manusia. Materi pendidikan akhlak yang wajib bagi kebutuhan manusia disebut oleh Ibn Miskawaih antara lain shalat, puasa, dan sa’i. Selanjutnya materi pendidikan akhlak yang wajib dipelajari bagi keperluan jiwa dicontohkan oleh Ibn Miskawaih dengan pembahasan tentang akidah yang benar, mengesakan Allah dengan segala kebesarannya serta motivasi untuk senang kepada ilmu. Adapun materi yang terkait dengan keperluan manusia terhadap manusia lain, dicontohkan dengan materi ilmu muamalat, pertanian, perkawinan dan lain-lain.[9]

D.Ibnu Khaldun
a)   Riwayat Hidup
Ibnu Khaldun mempunyai nama lengkap Adbullah Abdurrahman Abu Zyad Ibn Muhammad Ibn Khaldun. Ia dilahirkan di Tunisia pada bulan Ramadhan 732 H / 1332 M dari keluarga ilmuwan dan terhormat yang telah berhasil menghimpun antara jabatan ilmiah dan pemerintahan. Sebuah ciri khas yang melatarbelakangi kehidupan Ibn Khaldun adalah berasal dari keluarga politis, intelektual dan aristokrat.[10]
Ibnu Khaldun adalah seorang yang tegas dalam menjalankan tugas, ahli dalam bidang sosiologi serta bijak dalam menyelesaikan masalah. Ketokohan beliau populer sebagai pakar sejarah, pakar sosiologi , ahli falsafah dan politik. Beliau mendapat pendidikan awal dari ayahnya tentang dasar-dasar agama seperti Al-Quran, fikih, hadis, dan tauhid. Beliau juga merupakan hafidz Quran sejak kecil. Ketika dewasa ia belajara ilmu linguistik bahasa Arab seperti Nahwu dan Sharaf, Ushuluddin serta Kesusasteraan. Diantara guru beliau yang utama adalah Muhammad Ibn Abdul Muhaimin. Beliau juga berturut berguru dengan Abu Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ibrahim Al-Abla yang mengajarnya tentang sosiologi, politik dan pendidikan.[11]

b)   Pemikiran Pendidikan
Ibn Khaldun memandang bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih giat dan melakukan aktivitas. Hal ini dapat dilakukan melalui proses menuntut ilmu dan keterampilan. Dengan menuntut imu dan keterampilan, seseorang akan dapat meningkatkan kegiatan potensi akalnya. Disamping itu, melalui potensinya akan mendorong manusia untuk memperoleh dan melestarikan pengetahuan. Atas dasar pemikiran tersebut, tujuan pendidikan menurut Ibn Khaldun adalah peningkatan kecerdasan manusia dan kemampuannya berfikir. Dengan kemampuan tersebut, manusia akan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara memperoleh lebih banyak warisan pengetahuan pada saat belajar.[12]

E. Ibn Taimiyah
a)   Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Taqiyuddin Ahmad bin Abd al-Halim bin Taimiyah lahir di kota Harran, wilayah Siria, pada hari Senin, 10 Rabi’ul Awwal 661 H.  Bertepatan dengan 22 Januari 1263 M, dan wafat di Damaskus pada malam Senin, 20 Zulkaidah, 728 Hijriyah, bertepatan dengan 26 September 1328 M. Ayahnya bernama Syihab ad-Din ‘Abd al-Halim Ibn ‘Abd as-Salam (627-672 H). Adalah seorang ulama besar yang mempunyai kedudukan tinggi di masjid Agung Damaskus. Selain sebagai khatib imam besar di masjid tersebut.
Ibn Taimiyah sendiri sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang mempunyai kecerdasan otak luar biasa, tinggi kemauan dan kemampuan dalam studi, tekun dan cermat dalam memecahkan masalah, tegas dan teguh dalam menyatakan dan mempertahankan pendapat (pendirian), ikhlas dan rajin dalam beramal shaleh, rela berkorban dan siap berjuang untuk jalan kebenaran. Didukung oleh kesungguhan dan ketekunannya dalam menuntut ilmu, kecerdasan otak dan kepribadian yang baik Ibn Taimiyah yang dikenal dengan wara’, zuhud dan tawadhu nya, ternyata mampu mengantarkan dirinya menjadi seorang ulama besar yang menguasai banyak ilmu dan pengalaman, disamping juga sebagai pejuang yang tangguh.[13]
b)   Pemikiran Pendidikan
Pemikiran Ibn Taimiyah dalam bidang pendidikan dapat dibagi kedalam pemikirannya dalam bidang falsafah pendidikan, tujuan pendidikan bahkan hubungan pendidikan dengan kebudayaan. Seluruh pemikirannya dalam bidang pendidikan itu ia bangun berdasarkan keterangan yang jelas sebagaimana terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah melalui pemahaman yang mendalam, jernih dan enerjik.
Dalam bidang falsafah pendidikan oleh Ibn Taimiyah adalah ilmu yang bermanfaat sebagai asas bagi kehidupan yang cerdas dan unggul. Sementara mempergunakan ilmu itu akan dapat menjamin kelangsungan dan kelestarian masyarakat. Tanpa ilmu masyarakat akan terjerumus kedalam kehidupan yang sesat. Bertolak dari pandangan tersebut, maka menurut Ibn Taimiyah bahwa menuntut ilmu itu merupakan ibadah dan memahaminya secara mendalam merupakan sikap ketaqwaan kepada Allah dan mengkajinya merupakan jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum tahu merupakan shadaqah dan mendiskusikannya merupakan tasbih.[14]
Tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ibn Taimiyah dibangun atas dasar falsafah pendidikannya, yaitu tujuan pendidikan diarahkan pada terbentuknya pribadi muslim yang baik, yaitu seorang yang berpikir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu sejalan dengan apa yang diperintah Al-Quran dan As-Sunnah, pendidikan juga harus diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik yang sejalan dengan ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah.[15]
Konsep kurikulum yang dibangun Ibn Taimiyah didasarkan pada falsafah dan tujuan pendidikan. Menurutnya bahwa kurikulum atau materi pelajaran yang utama yang harus diberikan kepada anak didik adalah mengajarkan putra-putri kaum muslimin sesuai yang diajarkan Allah kepadanya, dan mendidiknya agar selalu patuh dan tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada empat tahap kurikulum yang dijelaskan Ibn Taimiyah dalam hubungannya dengan materi pelajaran yaitu; Pertama, kurikulum yang berhubungan dengan mengesakan Tuhan (at-tauhid). Kedua, kurikulum yang berhubungan dengan mengetahui secara mendalam (ma’rifat). Ketiga, kurikulum yang berhubungan dengan upaya yang medorong manusia mengetahui secara mendalam (ma’rifat) terhadap kekuasaan (qudrat) Allah. Keempat, kurikulum yang berhubungan dengan upaya yang mendorong untuk mengetahui perbuatan-perbuatan Allah.[16]

2.  Tokoh Pendidikan Modern
A. Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
a)   Riwayat Hidup
Mahmud Yunus dilahirkan di Batusangkar, Sumatra Barat pada tanggal 10 Februari 1899 (30 Ramadhan 1336 H). Dan wafat pada tanggal 16 Januari 1982. Ia termasuk tokoh pendidikan Islam Indonesia yang gigih memperjuangkan masuknya pendidikan agama ke sekolah umum dan ikut berusaha memperjuangkan berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN).
Sejak kecil Mahmud Yunus sudah memperlihatkan minat dan kecenderungannya yang kuat memperdalam ilmu agama Islam. Ketika berumur 7 tahun ia belajar membaca Al-Quran dibawah bimbingan kakeknya, M. Thahir yang dikenal dengan nama Engku Gadang. Selanjutnya tahun 1917, Mahmud Yunus bersama teman-temannya mengajar di Madras School dan mulai memperbarui sistem kegiatan belajar mengajar dengan menambah sistem halaqah disamping sistem madrasah dengan mengajarkan kitab-kitab mutakhir.[17]
Dibidang politik, Mahmud Yunus ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Tahun 1943 ia terpilih sebagai penasihat residen mewakili Majelis Islam Tinggi dan pada tahun yang sama ia menjadi anggota Chu Sangi Kai.[18]

b)   Pemikiran Pendidikan
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1930, Mahmud Yunus memperbarui madrasah yang pernah dipimpinnya di Sungayang dengan nama al-Jami’ah al-Islamiyah, disamping mendirikan sebuah sekolah yang kurikulumnya memadukan ilmu agama dan umum, yakni normal Islam. Madrasah ini yang pertama kali memiliki laboratorium untuk ilmu fisika dan kimia di Sumatra Barat. Pembaruan di dua madrasah ini diutamakan pada pembaruan metode mengajar bahasa Arab.
Mahmud Yunus memiliki perhatian dan komitmen yang tinggi terhadap upaya membangun, meningkatkan dan pengembangan pendidikan agama Islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Gagasan dan pemikirannya dalam bidang pendidikan secara keseluruhan bersifat strategis dan merupakan karya perintis, dalam arti belum pernah dilakukan tokoh-tokoh pendidikan Islam sebelumnya. Perhatian dan komitmennya terhadap pembangunan, peningkatan dan pengembangan pendidikan Islam tersebut dapat dilihat sebgaia berikut. Pertama, dari segi tujuan pendidikan Islam yaitu untuk mencerdaskan perseorangan, untuk kecakapan mengerjakan pekerjaan. Selain itu Mahmud Yunus juga menilai pendapat yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempelajari dan mengetahui ilmu-ilmu agama Islam serta mengamalkannya seperti, ilmu Tafsir, Tauhid, Fiqh.[19]
Kedua, dari segi kurikulum yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Arab, Mahmud Yunus Menawarkan kurikulum pengajaran bahasa Arab yang integrated antara satu cabang dengan cabang lainnya dalam ilmu bahasa Arab. Ketiga, dalam bidang kelembagaan, terlihat bahwa Mahmud Yunus termasuk orang yang memelopori perlunya mnegubah sistem pengajaran yang bercorak individual kepada sistem pengajaran klasikal. Keempat, dalam bidang metode pengajaran, Mahmud Yunus amat memberikan perhatian yang cukup besar. Untuk itu ia memperkenalkan buku pegangan bagi guru-guru agama yang berisi tentang cara mengajarkan agama yang sebaik-baiknya kepada peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan jenjang pendidikan yang sedang diikutinya.[20]

B. Ki Hajar Dewantara
a)   Riwayat Hidup
Ki hajar Dewantara yang nama aslinya Suwardi Suryaningrat dilahirkan pada 2 Mei 1889, bertepatan dengan 1303 H di Yogyakarta. Dan wafat pada 26 April 1959 bertepatan dengan 1376 H (berusia 70 tahun). Pada tahun 1912, nama Ki hajar Dewantara dapat dikategorikan sebagai tokoh muda yang mendapat perhatian Cokroaminoto untuk memperkuat barisan Syarekat Islam cabang Bandung. Oleh karena itu, ia bersama dengan Wignyadisastra dan Abdul Muis, yang masing-masing diangkat dengan ketua dan wakil ketua, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai sekretaris. Namun keterlibatannya dalam Syarekat Islam  ini terhitung singkat, tidak genap satu tahun. Hal ini terjadi, karena bersama dengan E.F.E. Dowes Dekker dan Cipto Mangunkusumo, ia diasingkan ke Belanda (1913) atas dasar orientasi politik mereka yang cukup radikal.
Sebagai tokoh pergerakan politik dan tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara tidak hanya terlibat dalam konsep dan pemikiran melainkan juga terlihat aktif sebaagi pelaku yang berjuang membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang melalui pendidikan yang diperjuangkannya melalui Sistem Pendidikan Taman Siswa yang didirikan dan diasuhnya. Dalam posisinya yang demikian itu, maka dapat diduga ia memiliki konsep-konsep yang strategis tentang pendidikan di Indonesia.[21]  

b)   Pemikiran pendidikan
Pada masa hidupnya, Ki Hajar Dewantara banyak mengabdikan dirinya bagi kepentingan pendidikan nasional, melalui Taman Siswa yang didirikan dan diasuhnya. Dalam kapasitasnya, ia banyak memiliki gagasan dan pemikiran dalam bidang pendidikan yang dikemukakannya. Pertama, visi misi dan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah bahwa pendidikan sebagai alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan kemajuan umat manusia secara universal, sehingga mereka dapa berdiri kokoh sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju dengan tetap berpijak kepada identitas dirinya sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan bangsa lain. Kedua, kurikulum. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pelajaran yang menajamkan pikiran dan berdasarkan kemasyarakatan itu umumnya menjadi pokoknya program pendidikan secara Barat. Ki Hajar Dewantara menginginkan agar bahan pelajaran yang diberikan mengarah pada pembentukan kepribadian yang memiliki kemajuan yang seimbang antara dimensi intelektual dan emosional, duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual.[22]  
Ketiga, Ki Hajar Dewantara melalui lembaga pendidikan yang diasuhnya melihat bahwa pendidikan agama dan budi pekerti amat penting bagi kehidupan manusia. Yaitu, pendidikan agama yang didasarkan pada toleransi, kebebasan menyatakan sikap keagamaan, tapi tetap realistik, yaitu sikap yang mengakui adanya mayoritas agama tertentu, tanpa mengurangi kebebasan agama minoritas.[23]

C. K.H. Imam Zarkasyi
a)   Riwayat Hidup
K.H. Imam Zarkasyi dilahirkan di Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, tanggal 21 Maret 1910, dan meninggal dunia pada tanggal 30 Maret 1985 dengan meninggalkan seorang istri dan 11 orang anak. Ayahnya yang bernama Santausa Annam Bashari berasal dari keluaraga elit Jawa yang taat beragama dan merupakan generasi ketiga dari pimpinan pondok Gontor lama dan generasi kelima dari pangeran Hadiraja Adipati Anom, putra Sultan kesepuhan Cirebon. Sedangkan ibunya adalah keturunan bupati Suriadiningrat yang terkenal pada zaman babad Mangkubumen dan Penambangan (Mangkunegaraan).
Ketika ia belajar di Solo, salah seorang gurunya yang amat berpengaruh ke dalam diri Imam Zarkasyi adalah al-Hasyimi, seorang ulama, tokoh politik dan sekaligus sastrawan dari Tunisia yang diasingkan oleh pemerintah Perancis di wilayah jajahan Belanda, dan akhirnya menetap di Solo.
Pengalaman belajar yang beragam yang didukung oleh kecerdasan dan kesungguhannya, menyebabkan Imam Zarkasyi tampil dengan tingkat penguasaan yang memadai dalam berbagai disiplin ilmu agama dan ilmu umum. Selain itu kecenderungan dan bakat Imam Zarkasyi untuk menjadi pendidik semakin besar. Ia memilih bidang pendidikan sebagai lahan perjuangan dan pilihan hidupnya.[24]

b)   Pemikiran pendidikan
Berbagai pengalaman dalam memajukan pendidikan telah mendorong Imam Zarkasyi memeras otak mencari terobosan baru dalam bidang pendidikan Islam. Terobosan baru ini ia wujudkan hampir pada sekuruh aspek pendidikan. Tujuan pendidikan yang ditekankan pada tercapainya keseimbangan hidup yang bahagia didunia dan akhirat. Dalam bidang kurikulum pendidikan sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut. Yaitu kurikulum yang tidak hanya memuat ilmu-ilmu agama saja, melainkan juga ilmu pengetahuan modern yang didukung oleh kemampuan penguasaan bahasa Arab dan Inggris, baik secara lisan, tulisan dan sebagainya. Dalam bidang metode, diarahkan kepada pendekatan yang menekankan pada kemampuan menggunakan atau mengamalkan setiap bidang keilmuan yang diajarkan, khususnya dalam bidang bahasa Arab dan Inggris.[25]

D.Prof. Dr. Harun Nasution
a)   Riwayat Hidup
Harun Nasution dilahirkan di Pematangsiantar, daerah Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada hari Selasa, 23 September 1919. Ia adalah putra dari lima bersaudara. Pendidikan sebagai hal yang penting bagi kehidupan ditempuh oelh Harun Nasution dengan memulai pada Sekolah Dasar milik Belanda, Holladsch Inlandsch School (HIS) yang ditempuh selama 7 tahun dan selesai tahun 1934 yang pada waktu itu ia sudah berusia 14 tahun. Selama belajar di Sekolah Dasar ini Harun Nasuition berkesempatan mempelajari bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan umum.[26]
Dilihat dari segi keahliannya, Harun Nasution adalah sebagai ahli ilmu kalam dan filsafat Islam yang disegani dan berpengaruh dengan corak pemikirannya yang rasional dan cenderung liberal. Sifat dan corak pemikiran yang demikian itu amat bertentangan dengan corak dan pemikiran Islam yang pada umumnya berkembang saat itu.[27]

b)   Pemikiran Pendidikan
Selama kepemimpinannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini telah banyak gagasan pembaruan yang dipraktikkannya, antara lain; Pertama, menumbuhkan tradisi ilmiah. Upaya ini antara lain dilakukan dengan cara mengubah sistem perkuliahan yang semula bercorak hafalan, dan cenderung menganut mazhab tertentu, menjadi sistem perkuliahan yang mengajak mahasiswa berfikir rasional, kritis, inovatif, objektif dan menghargai perbedaan pendapat. Kedua, memperbarui kurikulum. Upaya ini antara lain dilakukan Harun Nasution dengan cara memperbarui kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang hanya memuat bidang kajian agama dari aliran mazhab tertentu saja, maka di zaman Harun Nasution kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditambah dengan kajian ilmu kalam dengan berbagai aliran mazhabnya, filsafat, tasawuf, serta ilmu-ilmu dasar seperti sosiologi, antropologi, bahkan juga ilmu-ilmu alam. Ketiga, mejadikan IAIN sebagai pusat pembaruan pemikiran dalam Islam. Julukan yang diterima IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pusat pembaruan pemikiran dalam Islam tersebut muncul karena pengaruh dari serangkaian usaha yang dilakukan Harun Nasution, terutama dalam rangka menumbuhkan tradisi ilmiah.[28]

E. K.H. Hasyim Asy’Ari
a)   Riwayat Pendidikan
Hasyim Asy’Ari lahir di desa Gedang Jombang, Jawa Timur. Pada hari Selasa kliwon, tanggal 24 Dzulhijjah 1287 atau bertepatan tanggal 14 Februari 1871 M. Nama lengkapnya adalah Muhammad Hasyim ibn Asy’ari ibn Abd Al Wahid ibn Abd Al Halim yang mempunyai gelar Pangeran Bona ibn Abd Al Rahman Ibn Abd Al Aziz Abd. Al Fatah ibn Maulana Ushak dari Raden Ain al Yaqin yang disebut dengan Sunan Giri. Dipercaya pula bahwa mereka adalah keturunan raja Muslim Jawa, Jaka Tingkir dan raja Hindu Majapahit, Brawijaya VI. Jadi Hasyim Asy’Ari juga dipercaya keturunan dari keluarga bangsawan.
Hasyim Asy’ari adalah seorang kiai yang pemikiran dan sepak terjangnya berpengaruh dari Aceh sampai Maluku, bahkan sampai ke Melayu. Santri-santri ada yang dari Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Aceh, bahkan ada beberapa orang dari Kuala Lumpur. Beliau terkenal orang yang alim dan adil, selalu mencari kebenaran, baik kebenaran dunia maupun kebenaran akhirat. Semasa hidupnya beliau diberi kedudukan sebagai Rais Akbar NU, suatu jabatan yang hanya diberikan kepada Hasyim Asy’Ari satu-satunya. Bagi ulama lain yang menjabat jabatan tersebut, tidak lagi menyandang sebutan Rais Akbar melainkan Rais Am. Hal ini karena ulama lain yang menggantikannya merasa lebih rendah dibandingkan Hasyim Asy’Ari.[29]

b)   Pemikiran Pendidikan
Pola pemaparan konsep pendidikan K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab Alim Wa Muta’allim mengikuti logika induktif, di mana beliau mengawali penjelasannya langsung dengan mengutip ayat-ayat Al-quran, Hadits, pendapat para ulama, syair-syair yang mengandung hikmah. Dengan cara ini K.H. Hasyim Asy’Ari memberi pembaca agar menangkap ma’na tanpa harus dijelaskan dengan bahasa beliau sendiri. Namun demikian, ide-ide pemikirannya dapat dilihat dari bagaimana beliau memaparkan isi kitab karangan beliau. Tujuan pendidikan yang ideal menurut K.H. Hasyim Asy’Ari adalah untuk membentuk masyarakat yang beretika tinggi (akhlaqul karimah).[30]


http://rafikamayani.blogspot.co.id/2016/05/tokoh-tokoh-pendidikan-islam-klasik-dan.html11.48/ 4-11-17